DEVELOPMENT ATAU PENGEMBANGAN
Pengembangan merupakan suatu cara efektif untuk menghadapi beberapa tantangan yang di hadapi oleh banyak organisasi besar. Tantangan-tantangan ini mencakup keusangan karyawan, perubahan-perubahan sosioteknis dan perputaran tenaga kerja.
Pengembangan (development) adalah penyiapan individu untuk memikul tanggung jawab yang berbeda atau yang lebih tinggi di dalam organisasi . Pengembangan biasanya berhubungan dengan peningkatan kemampuan intelektual atau emosional yang diperlukan untuk menuaikan pekerjaan yang lebih baik. Pengembangan berpijak pada fakta bahwa seorang karyawan akan membutuhkan pengetahuan, keahlian, dan kemampuan yang berkembang supaya bekerja dengan baik dalam suksesi posisi yang dijalani selama karirnya. Persiapan karir jangka panjang dari seorang karyawan untuk serangkaian posisi inilah yang dimaksud dengan pengembangan karyawan.
Pengembangan mempunyai lingkup yang lebih luas. Pengembangan lebih terfokus pada kebutuhan umum jangka panjang organisasi. Hasilnya bersifat tidak langsung dan hanya dapat diukur dalam jangka panjang. Pengembangan juga membantu para karyawan untuk mempersiapkan diri menghadapi perubahan dipekerjaan mereka yang dapat diakibatkan oleh teknologi baru, desain pekerjaan, pelanggan baru, atau pasar produk baru.
1. IDE
Ide sebuah cerita yang akan dibuat menjadi program video dan televisi dapat diambil dari cerita yang sesungguhnya(true story) atau non fiksi dan rekaan atau fiksi. Banyak sekali sumber ide yang dapat dijadikan inspirasi untuk menulis sebuahscript video dan televisi. Misalnya, novel, cerita nyata, dan lain-lain. Di samping itu Riset sangat diperlukan setelah Anda telah menemukan sebuah ide yang akan dibuat menjadi sebuah program. Riset dalam konteks ini adalah suatu upaya mempelajari dan mengumpulkan informasi yang terkait dengan naskah yang akan ditulis. Sumber informasi dapat berupa buku, koran atau bahan publikasi lain dan orang atau narasumber yang dapat memberi informasi yang akurat tentang isi atau substansi yang akan ditulis. Setelah memahami hasil riset atau informasi yang terkumpul, anda dapat membuat kerangka atau outline dari informasi yang akan Anda tuangkan menjadi sebuah script. Outline pada umumnya berisi garis besar informasi yang akan Anda akan tulis menjadi sebuah script.
Langkah selanjutnya adalah membuat sinopsis atau deskripsi singkat mengenai program yang akan Anda tulis. Sinopsis dan outline akan membantu memfokuskan perhatian Anda pada pengembangan ide yang telah Anda pilih sebelumnya. Penulisan sinopsis harus jelas sehingga dapat memberi gambaran tentang isi program video atau televis yang akan kita buat. Menulis naskah harus didasarkan pada rencana yang telah dibuat yang meliputi outline, synopsis dan treatment.Seorang penulis harus memiliki kreatifitas dalam mengembangkan treatment menjadi sebuah naskah. Treatment yang ditulis dengan baik merupakan fondasi yang kokoh yang diperlukan untuk menulis sebuah naskah. Sebuah treatment harus berisi deskripsi yang jelas tentang lokasi,waktu, pemain, adegan dan property yang akan direkam ke dalam program video.Treatment juga menggambarkan tentang sistematika atau sequence program video atau televisi yang akan diproduksi. Penulisan sebuah naskah harus didasarkan pada treatment yang dibuat. Walaupun dalam menulis naskah penulis dapat melakukan perubahan, tapi sebaiknya perubahan yang dilakukan tidak merupakan perubahan yang bersifat substantif. Perubahan sebaiknya bersifat kreatif dan tidak mengubah substansi program. Oleh karena itu treatment harus kokoh dan jelas. Dalam menulis Penulis harus memperhatikan kaidah-kaidah penulisan naskah yang benar. Draf naskah yang telah selesai ditulis perlu ditelaah untuk melihat kebenaran substansinya dan juga cara penyampaian pesannya. Draf naskah harus ditelaah oleh orang yang mengerti substansi isi program (content expert) dan ahli media (media specialist). Finalisasi naskah merupakan langkah akhir sebelum naskah diserahkan kepada produser dan sutradara untuk diproduksi. Naskah final merupakan hasil revisi terhadap masukan-masukan yang diberikan oleh content expert dan ahli media.
2. AUDIENS
Populasi suatu penduduk yang berada pada suatu wilayah menjadi acuan bahkan perebutan setiap media penyiaran, untuk menjadi ukuran dalam mengembangkan strategi program dan masa depan perusahaan. Semakin maju dan berkembangnya populasi suatu daerah maka potensi bisnis akan berkembang, hal ini akan berdampak positif pula pada stasiun penyiaran yang bersangkutan. Televisi sering dikritik sebagai media yang tidak selektif (nonselective medium) dalam menjangkau audiennya sehingga sering dianggap sebagai media lebih cocok untuk produk konsumsi massal. Televisi dianggap sebagai media yang sulit untuk menjangkau segmen audien yang khusus atau tertentu. Namun sebenarnya televisi dapat menjangkau audien tertentu tersebut karena adanya variasi komposisi audien sebagai hasil dari isi program, waktu siaran dan cakupan demorafi. Misalnya, program TV pada Sabtu pagi ditujukan untuk anak-anak; Sabtu atau Minggu sore ditujukan untuk pria yang gemar olah raga; program TV pada hari biasa lebih ditujukan kepada ibu rumah tangga.
Stasiun televisi juga dapat menayangkan program siaran yang mampu menarik perhatian kelompok audien tertentu yang menjadi target promosi suatu produk tertentu. Menurut penelitian di AS, penggemar olah raga, mengkonsumi minuman bir lebih banyak daripada audien lain pada umumnya. Menempatkan siaran iklan pada suatu program pertandingan olah raga di televisi merupakan langkah yang logis bagi pabrik pembuat bir. Televisi yang menayangkan program pertandingan golf akan menjadi sasaran bagi produsen peralatan golf untuk memasang iklan karena program tersebut disaksikan oleh orang-orang yang suka main golf. Demografi audien didasarkan pada peta kependudukan misalnya usia, jenis kelamin, besarnya anggota keluarga, pendidikan tertinggi yang dicapai, jenis pekerjaan audien, tingkat penghasilan, agama, suku, dan sebagainya. Kesemuanya itu disebut variabel-variabel demografi.
Jumlah audien yang besar merupakan faktor penting bagi pemasang iklan, namun jumlah audien bukanlah satu-satunya tujuan. Pemasang iklan biasanya lebih tertarik untuk mengetahui apakah audien yang menonton suatu program siaran itu pembeli yang potensial (prospek) bagi barang atau jasa yang mereka jual. Terkadang jumlah audien yang besar, tidak selalu menghasilkan penjualan yang bagus. Contoh untuk ini adalah program komedi I Love Lucy yang pernah sangat terkenal di AS dan mampu menarik jumlah penonton terbesar di Amerika. Perusahaan rokok Phillip Moris memasang iklan pada program tersebut, namun tidak menghasilkan tingkat penjualan rokok yang diharapkan bahkan tingkat penjualan rokok Philip Morris menurun selama penayangan siaran iklannya.
3. KARAKTER
Selain audien yang besar, televisi juga menawarkan fleksibilitasnya dalam hal audien yang dituju. Jika suatu perusahaan manufaktur ingin mempromosikan barangnya pada suatu wilayah tertentu maka perusahaan itu dapat memasang iklan pada stasiun televisi yang terdapat di wilayah bersangkutan. Dengan demikian, siaran iklan di televisi menurut Willis-Aldridge memiliki flexibility that permits adaptation to special needs and interest (fleksibilitas yang memungkinkan penyesuian terhadap kebutuhan dan kepentingan yang khusus). Dalam hal ini, pemasang iklan dapat membuat variasi isi pesan iklan yang disesuaikan dengan kebutuhan atau karakteristik wilayah setempat. Sebaliknya, pemasang iklan yang ingin memasarkan produknya secara nasional dapat melakukan uji coba di pasar lokal terlebih dahulu sebelum dilempar ke pasar nasional.
Televisi sebagai media audio visual dan gerak, dapat mendramatisasi dan memanupulasi pesan. Televisi juga dapat memotret realitas kehidupan dan perilaku sehari-hari yang terjadi di masyarakat. Kekuatan yang dimiliki oleh media televisi ini dapat dimanfaatkan untuk menanamkan pendidikan karakter kepada anak-anak dan remaja secara berkesinambungan. Hal ini dapat mengatasi kesulitan guru dan orangtua dalam memberikan contoh teladan dan proses pembiasaan dan pembudayaan dalam menanamkan pendidikan karakter kepada peserta didiknya. Potret kehidupan sehari-hari masyarakat dalam pemahaman, penghayatan, dan pengamalan nilai, norma, dan akhlak mulia dapat dikemas menjadi acara televisi yang menarik dan mendidik. Realitas tersebut adalah penghayatan dan penanaman ajaran agama, keanekaragaman budaya bangsa, modal sosial dan kearifan lokal, kekayaan alam, kehidupan sosial kemasyarakatan, pengembangan kreativitas, termasuk sejarah perjuangan bangsa dan cerita-cerita rakyat. Semua aspek tersebut menjadi modal bagi stasiun televisi baik milik pemerintah maupun swasta untuk membuat acara menarik dan mendukung penanaman pendidikan karakter. Format sajian dapat mengoptimalkan konsep drama, sinetron, atau kisah nyata kehidupan keseharian . Pengemasan pesan pendidikan karakter dapat melekat pada penokohan baik dalam cara berpikir, sikap, ucapan, dan perbuatannya. Pesan dikemas dalam karakter tokoh yang baik dan tokoh antagonis. Penokohan dan setting lokasi menuju pada gambaran Indonesia mini dengan mengakomodir keragaman budaya, suku, agama, dan lingkungan lokal. Siaran televisi yang memiliki muatan pendidikan karakter masih sangat kurang. Oleh karena itu berbagai pihak perlu mendorong stasiun televisi baik milik pemerintah dan juga swasta agar lebih peduli terhadap pendidikan karakter bangsa. Pihak-pihak dimaksudkan adalah pemerintah (pusat dan daerah), kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, orangtua, masyarakat, pihak swasta, dan stasiun televisi. Kesadaran dan peran semua pihak tersebut meningkatkan optimisme untuk mewujudkan harapan menjadi kenyataan, yaitu televisi mendidik karakter bangsa.
4. SCENES (ADEGAN)
Adegan merupakan bagian dari drama atau film yang menunjukkan perubahan peristiwa. Perubahan peristiwa ini ditandai dengan pergantian tokoh atau setting tempat dan waktu. Misalnya, dalam adegan pertama terdapat tokoh A sedang berbicara dengan tokoh B. Kemudian mereka berjalan ke tempat lain lalu bertemu dengan tokoh C, maka terdapat perubahan adegan di dalamnya. Adegan bisa diartikan sebagai pemunculan tokoh baru atau pergantian sususan pada sebuah pertunjukan drama atau wayang. Adegan dalam suatu perfilman atau dalam acara televisi sekaramg ini sudah cukup baik karena disetiap adegan yang di mainkan sudah memenuhi perkembangan dengan teknologi yang ada tetapi adapun adegan yang kurang baik seperti adegan perkelahian, tawuran antar anak muda. Maka tidak lah baik jika adegan itu di tayangkan apalagi jika ditonton atau disaksikan oleh anak kecil.
5. SKRIP
Skrip adalah panduan untuk pihak-pihak yang berkaitan dengan produksi sebuah acara televisi. Baik yang berada di depan layar maupun belakang layar. Peran skrip sangat penting karena sebagai pedoman jalannya sebuah acara televisi
Komentar
Posting Komentar